MEMBANDINGKAN PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN YANG TIDAK ILMIAH



                       Membandingkan Pengetahuan Ilmiah dan Tidak  Ilmiah

Definisi  sederhana dari pengetahuan adalah kebenaran yang dibenarkan. Kebenaran yaitu kesesuaian atau keselarasan antara objek dengan fakta. Terdapat beberapa teori kebenaran dalam filsafat yang hamper keseluruhannya membenarkan pengetahuan sebagai sebuah kebenaran. Salah satu teori kebenaran dalam ilmu filsafat yang paling bias dijadikan dalil kebenaran pengetahuan yaitu Teori Koherensi. Menurut teori ini, suatu hal dianggap benar apabila memang merupakan suatu kenyataan yang konsisten dengan fakta-fakta dan dan gejala yang kita tangkap atau kita ketahui. Jelaslah, teori ini membenarkan kebenaran pengetahuan yang memang suatu kenyataan dengan fakta-fakta dan gejala.

            Kebenaran pengetahuan ini (yang juga dibenarkan) merupakan hasil penyelidikan dari filsafat[1]. Namun di sisi lain, pengetahuan bisa "didudukkan" juga di tempat yang sama dengan filsafat, yaitu: mereka sama-sama mencari rumusan yang benar dan bermanfaat bagi kebaikan umat manusia.


[1] M. Fatchurrachman. 1991. Pengantar Filsafat. Padang: Universitas Andalas. Hlm 27



            Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari tangkapan rasio (akal) dan indra (pengalaman). Pengetahuan dikatakan tangkapan rasio manusia karena semua kenyataan yang menjadi objek pengetahuan bias difahami oleh rasio dengan melihat prinsip-prinsip pokok dari objek tersebut ; fakta, hubungan sebab akibat dan kemungkinan segala sesuatu. Pengetahuan juga merupakan hasil tangkapan dari indra, karena indra mampu memahami gejala-gejala yang ditimbulkan objek, gejala alamiah yang bersifat riil, direkam oleh indra. Indra yang terus beraktivitas secara aktif ini akan menimbulkan kesadaran (salah satu unsur pengetahuan).
Pengetahuan juga telah didefinisikan oleh beberapa tokoh :
  • Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan. Selaras dengan dengan pendapat Bloom dan Skinner, unsure-unsur dari pengetahuan yaitu subjek yang mengetahui (seseorang), objek yang diketahui (apa) dan kesadaran dari subjek (mengungkapkan kembali).
  • Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah hasil tahu,dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat berperan membentuk tindakan manusia.


Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental manusia dan memiliki daya fungsional. Pengetahuan mengembangkan dan memperkaya kehidupan manusia melalui daya fungsional tersebut serta menjadi dasar dari segala tindakannya. Jika pengetahuan dimaknai secara awam sebagai sesuatu yang rumit dan terdapat dalam jurnal dan karya ilmiah saja, maka pengetahuan mana yang menjadi dasar dari tindakan manusia secara sederhana?
Pengetahuan rumit yang dimaksud di atas tidakk lain merupakan definisi dari pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah suatu kesatuan yang melakukan investigasi secara sistematis terhadap alam dan masyarakat[2]. Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) merupakan hasil dari rangkaian penggunaan metode ilmiah yang mana merupakan prasyarat untuk memperoleh pengetahuan yang benar.



[2] Renata Zieminska. Common Knowledge and Scientific Knowledge. Hlm 118




Pengetahuan ilmiah seperti memiliki sesuatu yang spesifik merupakan hal yang baru di dunia (pengetahuan yang diketahui banyak orang selama ini merupakan "common science" atau pengetahuan tidakk ilmiah); sistematis diperoleh melalui metode yang telah ditetapkan, dibenarkan secara rasional berdasarkan data empiris, dijelaskan dalam bahasa yang seksama dan intersubjektif serta dapat dikritik dan fallible (dapat keliru).
Pengetahuan ilmiah dipengaruhi oleh ilmuan, dipublikasikan dalam bentuk literature atau artikel, dipelajari oleh siswa dan beberapa di antaranya berkembang sebagai sesuatu yang lumrah di masyarakat.
Pengetahuan ilmiah mempunyai nilai kebenaran dan hubungan rasional dan tentu keadaannya member penggambaran yang utuh mengenai objeknya sehingga dapat ditangkap oleh rasio (akal), inilah yang disebut rasional atau logis. Pengetahuan ilmiah juga merupakan kesatuan yang mandiri, saling berkaitan dan membentuk hubungan yang utuh serta diperoleh melalui cara kerja khusus yang tentunya teliti dan terperinci, ini dikatakan sebagai cirri pengetahun ilmiah yakninya sistematis dan metodis.
Kebenaran dari pengetahuan ilmiah boleh diuji kapanpun dan oleh siapapun, kesalahannya boleh diungkap dan terbuka bagi peninjauan kritis, inilah yang dimaksud dengan keintersubjektifan dari pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah juga mengandung kebenaran yang bersifat umum sehingga diterima oleh akal sehat siapapun yang tentunya kebenaran ini didukung oleh fakta-fakta khusus dan kejelasan fakta-fakta tersebut, atau bias juga dikatakan pengetahuan ilmiah bersifat universal dan factual.
Pengetahuan ilmiah diciptakan tidak hanya sebagai bahan bacaan  literature semata, namun pengetahuan ilmiah diciptakan dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan dari pengetahuan ilmiah bersifat objektif dan normative :
  •  Tujuan objektif maksudnya ialah pengetahuan ilmiah akan menjelaskan objeknya untuk mengungkapkan suatu kebenaran, selaras dengan pernyataan Ernest Nagel dalam The Structure of Science bahwa pengetahuan timbul dari keinginan untuk memberi penjelasan yang bersifat sistematis dan dapat dikontrol dengan bukti-bukti fakta.
  • Tujuan normative dari pengetahuan ilmiah sendiri yaitu  memanfaatkan nilai-nilai kebenaran dan mewujudkan nilai-nilai kebaikan. Pengetahuan  dimanfaatkan sebagai dasar dari sebuah tindakan agar tindakan tersebut terwujud dalam kepositifan dan kebijaksanaan. 


Pengetahuan ilmiah juga dimaksudkan untuk menumbuhkan budaya yang baik, yaitu budaya yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Singkatnya, pengetahuan ilmiah dapat memberikan manfaat nyata bagi kehidupan manusia dan dapat menghapus kebodohan, keterbelakangan dan ketertinggalan.
Lalu pengetahuan apa yang dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari? Tentunya bukan pengetahuan ilmiah yang rumit dan susah untuk diwujudkan. Pengetahuan yang lumrah ditemui sehari-hari yaitu pengetahuan tidak ilmiah (pre scientific knowledge). Pengetahuan tidak ilmiah, atau bias dikenal juga dengan nama common knowledge, everyday knowledge, adalah pengetahuan yang berisi tentang segala informasi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari serta diterima secara layak sebagai kepercayaan kita (standar kelayakan tidak terlalu dituntut ; ketergesaan dan aspek emosional dapat diterima).

Kontinuitas empiris dalam aktivitas kehidupan sehari-hari juga menjadi sumber didapatkannya pengetahuan tidak ilmiah. Pengetahuan tidak ilmiah, sama halnya dengan pengetahuan ilmiah yaitu menggunakan rasio dalam pengujian dan penerimaannya, namun pengetahuan tidak ilmiah tidak diwujudkan dalam suatu kerangka berfikir atau system berfikir yang disusun secara khusus.
Pengetahuan tidak ilmiah seperti yang telah dijelaskan, bukanlah pengetahuan yang rumit seperti pengetahuan ilmiah, sehingga tidak membutuhkan metode ilmiah yang sistematis untuk memperolehnya. Hal ini menyebabkan bentuk dari pengetahuan ini tidak sistematis dan tidak menjelaskan objeknya secara rinci, mendalam dan teliti. Tidak ada kejelasan batas dari sebab-akibat yang terbentuk dari pengetahuan ini, sehingga sulit dipahami yang mana yang prasangka dan yang mana yang merupakan fakta.
Pengetahuan tidak ilmiah berjalan sebagaimana adanya seperti perjalanan hidup kita. Jika kondisi kebenarannya terpenuhi, maka pengetahuan ini melingkupi segala aspek kehidupan kita : tentang dunia, tentang moral dan etika, tentang bagaimana menghasilkan uang atau mendapatkan makanan, tentang bagaimana berkomunikasi dengan orang lain dan bagaimana membuat keputusan, dan banyak lagi.
Hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan tidak ilmiah lebih praktis dan manfaatnya dapat dirasakan dengan jelas oleh masyarakat umum (dan awam) ketimbang pengetahuan ilmiah. Sumber dari pengetahuan tidak ilmiah adalah keluarga, teman, media dan pengalaman serta pemikiran kita sendiri. Pengetahuan ini cenderung sulit untuk dijelaskan dengan bahasa yang tepat dan terperinci.

            Pengetahuan juga berkaitan dan menentukan nasib individu dan masyarakat begitu mendalam[3]. Ini biasa dilihat dari praktik pengetahuan tidak ilmiah yang mana pengetahuan ilmiah memang cukup menentukan nasib individu dan masyarakat disebabkan pengetahuan ini lebih praktis dan memiliki impact yang nyata dan terasa oleh manusia.

[3] Dr. K. Bertens. 1987. Panorama Filsafat Moderen. Jakarta : Gramedia. Hlm 13


            Pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah, tentunya kedua hal ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan meskipun keduanya tetap sama-sama "pengetahuan"  yang memiliki daya fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
            Perbedaan yang utama dari keduanya yaitu cara atau proses yang dilibatkan dalam memperolehnya. Pengetahuan ilmiah diperoleh dari kerangka berpikir yang khusus dan sistematis yang disebut metode ilmiah, sedangkan Pengetahuan tidak ilmiah diperoleh dari lingkungan, keluarga, teman, media, serta dari pengalaman dan hasil pemikiran yang tentunya tidak sepenuhnya sistematis.
            Perbedaan selanjutnya yaitu pengetahuan tidakk ilmiah "kurang terbuka" bagi peninjauan kritis, berbeda dari pengetahuan ilmiah yang bersifat intersubjektif. Jarang kita temui adanya pengujian serius terhadap apa yang disebut common knowledge ini. Pengetahuan tidak ilmiah bersifat lebih membumi dan mudah diterima sehingga tidak dibutuhkan lagi pengujian apalagi kritik terhadap jenis pengetahuan ini.
             Pengetahuan tidak ilmiah memang mudah diterima dalam hal praktikal, namun tidak semua orang mempercayai atau menerima pengetahuan ini secara rasional. Pengetahuan ilmiah bersifat factual karena adanya kejelasan fakta, namun tidak dengan pengetahuan tidakk ilmiah yang objek atau faktanya tidak diketahui secara jelas. Seringkali susah membedakan antara prasangka dan fakta pada pengetahuan tak ilmiah
           Dari segi syarat pembentukan pun, kedua pengetahuan ini jelas berbeda. Pengetahuan ilmiah mempunyai syarat-syarat tertentu, yakni harus memilih dan menentukan sasaran tertentu, apakah objek tersebut bermanfaat dan menarik untuk dikaji. Pengetahuan tidak ilmiah tidak memilah-milah objek pengetahuannya, selagi itu ada dalam cakupan lingkupan pengalaman, pemikiran atau lingkungannya, sesuatu bias dijadikan objek.
           

Perbedaan Metode Ilmiah dan Tidak Ilmiah Dalam Penelitian

shaugnessy dan zechmeister (1997) membahas perbedaan metode ilmiah dan non ilmiah yang di gambarkan pada tabel di bawah ini
Aspek
Tidak Ilmiah
Ilmiah
Pendekatam terhadap 
masalah
Intuitif
Empiris
konsep teori
Ambigu dengan arti 
yang berlebihan
Defenisi jelas, opresional spesigik
Hipotesis
Tidak dapat dibuktikan
Dapat dibuktikan
Observasi gejala
Tidak terkontrol, seadanya
Sisrematis, terkontrol
Alat ukur
Tidak akurat, tidak tepat, 
tidak sesuai
Akurat tepat sesuai
Kontrol
Tidak ada
Selalu di lakukan
pelaporan hasil penelitian
bias, subjek
tidak bias, objektif
sikap peneliti
tidak kritis menerima 
apa adanya
kritis, skeptis, mencari bukti
penyimpulan 
terhadap hubungan
 antara variabel
 menghubungkan 2 
kejadian secara terburu-buru
mencari hubungan antara variabel secara sadar dan sistematis
sifat penelitian
tidak dapat diulang
dapat diulang

            
 REFERENSI
https://www.academia.edu/5446308/Perbedaan_Pengetahun_Ilmiah_Dengan_Tak_Ilmiah [diakses pada 25 Oktober 2018]
https://hestiwahyuningratna.wordpress.com/2014/03/18/perbedaan-pengetahuan-ilmiah-dan-non-ilmiah/ [diakses pada 26 Oktober 2018]








Komentar